Friday, December 19, 2014

Aku dan Negara bernama Pakistan

Pakistan adalah sebuah negara di Asia Selatan, secara resmi bernama Republik Islam Pakistan (bahasa Urduاسلامی جمہوریۂ پاکِستان), tidak pernah ada dalam benak saya untuk mengunjungi apalagi menetap disini, dan nyatanya sudah masuk tahun ke-9 saya berada disini. Sedikit cerita dimasa sekolah, kalau ada seseorang berbicara tidak jelas kita akan mengejeknya "jangan pakai bahasa Urdu"...jujur saat itu saya pribadi tidak tahu kalau Urdu adalah bahasa nasional Negara Pakistan, dan sekarang saya harus berbicara dengan semua orang disini dengan bahasa itu....hidup memang penuh misteri (1).

Dulu sewaktu di Jakarta saya "kurang suka"  dengan orang-orang dari negara sebelahnya Pakistan, sewaktu bekerja di daerah Hayam Wuruk didaerah Kota Jakarta Barat, saya sudah terganggu dengan aroma tubuh mereka, karena sering satu lift pulang pergi ke kantor, kebetulan di lantai yang berbeda ada sekolah bisnis atau manajemen yang kebanyakan muridnya keturunan negara tetangga Pakistan itu,  mungkin itu pertanda kalau saya akan berada di Pakistan dan tetap saya tidak pernah berfikir sampai sejauh itu.

Saya penggemar berat segala sesuatu yang berbau Jepang, dari tahun 93 saya sudah mulai kursus bahasa Jepang dari yg di Gunung Sahari (EverGreen) sampai yang keren di Jl.Wijaya (JakartaCommunicationClub) dengan guru-guru nativenya, dari kelas yang beramai-ramai, sampai kelas private karena kesibukan saya ngantor jadi waktunya berbenturan. Di ingat-ingat ternyata saya pernah satu kelas dengan puterinya Bapak Wiranto dan menantu beliau yang dulu masih pacaran dengn puterinya...apa kabar Ail dan Abdi? (^_^)) 

Well balik ke cerita utama....kenapa saya berada di negara ini?

Ceritanya dipersingkat aja ya, takut bosen hihihih....., setelah punya pacar orang Jepang dan akhirnya menikah dengan Jepang yang muallaf,  babak baru kehidupan dimulai, setelah 5 tahun menikah kami hijrah ke Jepang, soal hidup saya terbiasa mudah beradaptasi, alhamdulillah selalu diberi kelebihan tersebut sama ALLAH SWT.....di Jepang kehidupan berbeda jauh dengan Jakarta, walaupun rumah ex saya bukan seperti kandang burung seperti yang banyak di beritakan tentang kehidupan di Jepang. Tapi hidup di Jepang tidak bisa terlalu banyak leha-leha (baca:santai), kecuali sang suami punya kerjaan bagus dan bergaji besar mungkin saja, tapi cicilan rumah, mobil dan keperluan hidup yang serba mahal, menuntut seisi rumah untuk bekerja menyumbangkan penghasilannya. Mungkin juga karena saya terbiasa menjadi seorang wanita pekerja, gak bisa diem juga sayang otaknya kalo dianggurin, akhirnya saya bekerja, saya pilih yang sesuai dengan passion saya, memasak....jangan bayangin saya jadi koki ya....saya awalnya hanya pencuci piring disebuah dining resto yang menyatu dengan hotel di daerah sibuk Nagoya. 
Saya menyukai pekerjaan itu sampai akhinya pelan-pelan sang Koki kepala melihat kalau saya mudah beradaptasi, akhirnya "naik pangkat"  boleh bantu iris sayuran, mecahin telur yang dalam sehari bisa ratusan, menata makanan untuk pesanan luar, sampai akhirnya diperbolehkan menjadi pelayan langsung dari meja ke meja, juga tamu-tamu yang menginap dihotel yang bisa ratusan jumlahnya. Menata makanan Jepang tidak semudah menata makanan yang bias kita lihat sehari-hari, estetika kulinernya sangat tinggi, tidak boleh asal dan harus seragam 100%, sungguh melelahkan tapi selalu ada semangat ingin terus bertahan dan berhasil di negara keras itu. Rekan sejawat rata-rata nenek dan kakek yang mandiri, mereka tidak tergantung dengan anak-anak mereka atau memang sebatang kara.  Tapi, tidak dengan kehidupan dirumah....beratnya luar biasa, mungkin karena perbedaan budaya dan kurangnya saling pengertian sehingga menyebabkan ketidak harmonisan, kebetulan dirumah ex ada ibu dan adik perempuannya yang sudah menikah dengan anak remajanya yang kurang tata krama seperti kebanyakan remaja-remaja Jepang yang broken home....akhirnya kurang dari 2 thn saya memutuskan angkat kaki dari Negara Sakura itu, proses didalam rumah berlarut-larut walaupun proses diatas kertas cuma perlu 1 jam saja. 

Dari situ saya berfikir untuk "jalan-jalan" dulu gak usah balik ke Indo, pilihan jatuh ke Pakistan, karena ada seseorang dari negara itu yang sudah lama menetap di Jepang dan saya lihat baik, rupanya gayung bersambut jadilah "nekat" saya ke Pakistan dengan tujuan kerumah beliau. Orangnya lumayan moderat, atau sayanya yang terlalu berfikir "terbuka"....saya tidak pernah takut dengan apapun kehidupan yang ada didepan saya, karena saya yakin itu semua sudah menjadi rencana ALLAH SWT, jadi saya jalani dan hadapi saja, sedikit ngomel, kesel nggrutu ya nggak apa-apa kan? wajar sifat manusia begitu, apalagi saya bukan orang yang terlalu agamis, hanya berusaha menjadi orang Islam yang baik bagi semua manusia. Dan, entah apa yang diceritakan lelaki Pakistan ini ke keluarganya, yang pasti saya datang tidak untuk menikahi dia, bukan sebagai calon pengantin, tapi yang menjemput saya di bandara satu peleton, mengingat di Pakistan satu keluarga mempunyai arti jumlahnya sangat besar, saya yang kecil kurus imut dan manislah hahahah.....terkaget-kaget dibuatnya, karangan bunga, jalan-jalan keliling kota sampai menjelang subuh, benar-benar penyambutan yang luar biasa....sweet memory pake bingits (kosakata jaman kini)....3 bulan saya menjadi tamu keluarga, kehangatan, kebaikan dan yang manis-manis sudah disuguhkan untuk saya, dari awalnya tidak ada niat sampai akhirnya tidak kuasa menolak saat sang Ibu suri, anak-anaknya, cucunya yang mengatas namakan si lelaki itu meminta saya untuk tidak pergi dan meminang saya agar menikahi anaknya itu. Akhirnya saya terima dan September 2006 resmi saya menjadi pengantin Pakistani.

Bahasa, budaya dan adat istiadat yang berbeda tidak menganggu saya, justru saya jadikan tantangan yang harus ditaklukan....berhasil pastinya TAPI saya lebih terlihat menakutkan untuk mereka, karena jadi seperti cabe rawit, kecil bentuknya tapi pedasnya luar biasa. Saya bukan type manis didepan tapi beda dibelakang, saya tidak suka berpura-pura untuk menyenangkan orang lain, jika saya senang, suka, sedih dan kesal, akan terlihat jelas di raut wajah saya, dan itu TIDAK BOLEH bagi orang Pakistan, terutama perempuan Pakistan, mereka sangat ahli menyembunyikan semua duka lara mereka dengan sunggingan senyuman, bagi yang sudah menikah, kunjungan ke rumah orang tua sendiri sama artinya menumpahkan segala unek-unek yang dipasang di topeng mereka selama berada di rumah mertua, luar biasa dan saya tidak bisa dan tidak mau belajar menjadi seperti itu.

Setiap manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian didalam hidupnya, begitu juga saya. Jenuh saya rasa nggak juga, saya punya pekerjaan bagus di Pakistan, kehidupan yang menyenangkan secara pribadi, tapi saya tetap merindukan Jakarta tempat saya lahir dan dibesarkan, jungkir balik disetiap sudutnya, selalu ada kerinduan yang harus dituntaskan....Pakistan memberi saya banyak pelajaran berharga, sangat berharga....belajar sabar, belajar mengenal karakter orang lain, utamanya karakter penjilat hehehe.....belajar kulinernya (terimakasih Aami Jaan yang sudah mau berbagi semua resep-resep otentiknya), belajar berkata tidak yang sebelumnya sangat sulit saya lakukan, banyakk dan banyaakk lagi hal-hal yang diluar dugaan dan saya pelajari di negara ini. Saya memang "keras" terhadap perempuan-perempuan muda yang sedang menjalin hubungan dengan laki-laki Pakistani, karena saya hanya ingin berbagi kalau kehidupan disini tidak seperti yang ada dalam gambar-gambar itu, atau bualan-bualan para lelaki di webcam itu, saya yang nggak digombalin aja merasa terlalu keras hidup disini, apalagi kalian yang digombali? kenyataan tidak sesuai dengan cerita bisa-bisa penonton kecewa huuuuuuuuu.... lebih baik menghindar sebelum terperosok, tapi kalau nekat paling tidak sudah tahu gambarannya, jodoh ditangan Tuhan dan ALLAH pasti akan memberi kekuatan menghadapi semuanya jika memang harus terperosok dan semangat untuk bangkit lagi, aamiin.

Saya kutip penggalan status seseorang disalah satu sosial media....
Dikala seseorang memiliki tujuan baru dalam hidup akan memancar dalam dirinya kemauan, kekuatan dan harapan, padahal tadinya hal ini ia rasakan tidak ada dalam dirinya. Itu sebabnya kala kita mengalami kelelahan, kebosanan dan keterpurukan hidup kita harus meletakkan tujuan baru agar mampu bangkit dari keadaan itu
Bagi seorang muslim yang tujuan hidupnya jelas menuju ALLAH jalan kesana tentulah panjang dan melelahkan setiap harinya kita perlu selalu memperbaharui niat agar tetap fokus pada tujuan dengan kemauan yang kuat.

Kelak...jika saya kembali ke Jakarta, saya tidak akan pernah melupakan negara ini, buat saya pribadi, Pakistan sangat bagus jika diikat dengan hati sebagai "saudara jauh" bukan sebagai "belahan jiwa" .... bersyukurlah bagi kalian yang bisa menyatukan jiwa yang terbelah itu diselingi celoteh-celoteh nan lucu malaikat kecil pelipur lara. Bagi yang kurang beruntung menyatukan serpihan-serpihan jiwanya, tetaplah bersyukur, selalu ada rencana indah dari ALLAH SWT, dan positifnya, selalu banyak hal baik yang kita bisa petik dan pelajari....tetaplah menjadi insan yang bersemangat, semangat menjaga hal-hal baik, semangat keluar dari hal yang tidak baik....semangat terus seperti slogan negara ini Pakistan Zindabad.

Faisalabad, Musim dingin , Des 2014.
  
Nih saya kasih bonus ya, foto-foto waktu acara pernikahan saya di Pakistan, September 2006. 

Acara Mehndi, seperti malam midodareni kalau di Jawa



Setelah Akad nikah




Di pelaminan



Dikamar pengantin




56 comments:

  1. Oh woow... hi mbak salaam kenal, saya lagi blogwalking nemu blog mbak.
    Saya baca bukunya Agustinus Wibowo yg sempat mampir Pakistan bisa ngebayangin kerasnya hidup disana. Inshaa allah Allah akan selalu menjaga mbak&keluaga

    ReplyDelete
  2. Hi juga, makasih ya udah mampir....oohh Iya Agus memang keren bukunya based on his true story.
    Aamiin, terima kasih doanya...sukses terus ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba sekarang dimana..Jakarta ato Pakistan...
      Dan bagaimana dengan pernikahan mba...apa pisah ayo sama sama ke Jakarta dengan Pakistani husband

      Delete
  3. Hi mbak deffi, keren banget ceritanya,,, jadi mikir2 deh kalo mau nerusin sm pakistani,,,
    Allah bless u mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. di indonesia dilarang orang pakistan karena akan membawa kehancuran bangsa ne,kalau sampai banyak ksaus perkawinan antar negara,pasti lama lama negara ne dihuni bangsa asing,.disana juga terkenal teroris bisa mengancam bangsa ne,dan secara tidak langsung telah merendahkan kaum laki laki lokal..tolong kalau menikah jangan sampai dibawa keindo mbak,ne sangat merendahkan kaum laki laki indo,,terimakasih..

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. mba boleh tau tinggal pakistannya dulu tinggal di mana ? klo sialkot keadaaanya seperti apa ya ? apa rata2 orang pakistan seperti itu ya mba ?

    ReplyDelete
  5. Mbak irma jg kenal org sialkot?

    ReplyDelete
  6. Mbak irma jg kenal org sialkot?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba.. cm jd mikir lg krna qt hrs satu rumah dgn mertua dan adik / kaka yg sudah menikah intinya satu rumah bnyk kluarga..ditambah calon aq sudah duda anak 1 dan bekerja di dubai tp dia bilang aq tinggal di pakistan buat ngurusin anak dan neminin mertua.. sptnya aq cancel walaupun ekonomi mendukung tp bukan berarti segalanya takutnya ga bs plg liat keluarga walaupun dijanjikan 1 taun skali plg tp apa yakin bs plg 1 taun skali klo udh punya anak ?! kynya impossible kan.. scra anak msh kecil / skolah..

      Delete
  7. wah nice story bu deffi :)
    kira kira kalo pakistani nya yg tinggal menetap di indonesia gimana? butuh saranny bu

    ReplyDelete
    Replies
    1. di indonesia dilarang orang pakistan karena akan membawa kehancuran bangsa ne,kalau sampai banyak ksaus perkawinan antar negara,pasti lama lama negara ne dihuni bangsa asing,.disana juga terkenal teroris bisa mengancam bangsa ne,dan secara tidak langsung telah merendahkan kaum laki laki lokal..tolong kalau menikah jangan sampai dibawa keindo mbak,ne sangat merendahkan kaum laki laki indo,,terimakasih..

      Delete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  11. hai mba saya lagi cari cari info pakistan,tentang cowok pakistan,kebetulan saya kenal cowok pakisatan sedang bekerja di iraq,bertemu di dunia maya dia baik dia tinggal di khanewali punjab,seperti apa daerah itu mba, dia kerja di albario engineering

    ReplyDelete
  12. Assalamu'alaikum wr wb,,, sebegitu seramkah kehidupan wanita di pakistan sana mbak ?? Cerita mbak deffi bikin sy merinding untk membayangkan tinggal disana saja aduuh gak brani ya, apalagi harus nikah sma org sna, kebudayaannya atau life stylenya saja sudh sangat jauh berbeda dengan indonesia,, semoga mbak deffi selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin

    ReplyDelete
  13. Assalamu'alaikum wr wb,,, sebegitu seramkah kehidupan wanita di pakistan sana mbak ?? Cerita mbak deffi bikin sy merinding untk membayangkan tinggal disana saja aduuh gak brani ya, apalagi harus nikah sma org sna, kebudayaannya atau life stylenya saja sudh sangat jauh berbeda dengan indonesia,, semoga mbak deffi selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya bettul mbk secara tidak sadar telah merendahkan laki laki indo,,disana banyak teroris bahaya kalau sampai dibawa keindonesia..mereka lupa siapa yg berjuang merebut kemerdekaan kalau bukan laki laki indo,,

      Delete
    2. 😂😂😂 ni laki² indo lucbang, lucu banget komenan nya 🤣🤣🤣

      Delete
  14. Assalamu'alykum mba.. Saya udah baca crita mba, dan jadi tau dikit tntang budaya pajistan. Skarang saya lg deket sama pria pakistan, tp kita gk pcaran. Kenal lewat sosmed dan skr intens chatting di wa. Dia bilang kalo dia suka dan cnta sama saya dan sya jga mngakui itu. Tp pas baca critanya mba, sya jd brpikir 2 kali buat cnta sama dia. Kbudayaan disana itu agak serem 😁
    Sampe skrg kita msh chatting trus di wa. Gmn mnurut mba,..apkah saya gk usah chat lg sama dia? Soalnya kalo tiap hri chat, sya takut mkin suka sama dia. Gmn nih mba??

    ReplyDelete
    Replies
    1. di indonesia dilarang orang pakistan karena akan membawa kehancuran bangsa ne,kalau sampai banyak ksaus perkawinan antar negara,pasti lama lama negara ne dihuni bangsa asing,.disana juga terkenal teroris bisa mengancam bangsa ne,dan secara tidak langsung telah merendahkan kaum laki laki lokal..tolong kalau menikah jangan sampai dibawa keindo mbak,ne sangat merendahkan kaum laki laki indo,,terimakasih..

      Delete
  15. assalamualaikum mba, alhamdulillah nemu dan baca artikel dari mba,, saya sekarang lagi deket sama seorang pakistani asal sialkot, baru kenal beberapa bulan, kita banyak kesamaan terus umur dia lebih muda dua tahun dari saya dan masih semester terakhir kuliah, tapi sdia bilang dia nyaman ngobrol dan suka sama saya dan menyuruh saya menunggu sampai dia kerja dan akan datang ke indonesia menemui orang tua saya,, tapi saya jdi takut dan ragu mendengar pengalaman mba.. saya liat dia orangnya lumayan modern (sepengetahuan saya), keluarganya juga bnyak yg tinggal diluar pakistan.. tapi menurut mba apa yang harus saya lakukan skrng, apa saya g usah chat lagi sama dia? makasih mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan dibawa ke indoensia karena akan membahayakan bangsa ne,,disana banyak teroris dan juga kaum wanita indo telah merendakan kaum laki laki indo..

      Delete
  16. assalamualaikum mba, alhamdulillah nemu dan baca artikel dari mba,, saya sekarang lagi deket sama seorang pakistani asal sialkot, baru kenal beberapa bulan, kita banyak kesamaan terus umur dia lebih muda dua tahun dari saya dan masih semester terakhir kuliah, tapi sdia bilang dia nyaman ngobrol dan suka sama saya dan menyuruh saya menunggu sampai dia kerja dan akan datang ke indonesia menemui orang tua saya,, tapi saya jdi takut dan ragu mendengar pengalaman mba.. saya liat dia orangnya lumayan modern (sepengetahuan saya), keluarganya juga bnyak yg tinggal diluar pakistan.. tapi menurut mba apa yang harus saya lakukan skrng, apa saya g usah chat lagi sama dia? makasih mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. di indonesia dilarang orang pakistan karena akan membawa kehancuran bangsa ne,kalau sampai banyak ksaus perkawinan antar negara,pasti lama lama negara ne dihuni bangsa asing,.disana juga terkenal teroris bisa mengancam bangsa ne,dan secara tidak langsung telah merendahkan kaum laki laki lokal..tolong kalau menikah jangan sampai dibawa keindo mbak,ne sangat merendahkan kaum laki laki indo,,terimakasih..

      Delete
  17. Hi mba.boleh minta contact nya? Saya sudah engaged dan ada rencana pindah ke islamabad atau lahore. Mohon infonya. Thanks

    ReplyDelete
  18. Hi mba.boleh minta contact nya? Saya sudah engaged dan ada rencana pindah ke islamabad atau lahore. Mohon infonya. Thanks

    ReplyDelete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahaya mengancam bangsa ne,karena disana banyak teroris jangan dibawa ke indonesia karena akan membawa dampak buruk bagi kaum laki laki indo..karena telah merendahkan laki laki indo,,

      Delete
  20. Mbak kalo boleh tau namanya siapa ya? Jangan jangan orang yang sama kenal dengan saya namanya pake khan juga dibelakangnya. Ganteng sekali memang orangnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Apa Faiz Khan?
      temanku kenalan dengan orang pakistan dan cukup deket, namanya Faiz khan.
      trus aku coba2 cek. dan orangnya lumayan sih.

      Delete
  21. Mbak mohon maaf sebelumnya. Boleh minta no.line nya mbak gak??? Saya benar-benar butuh info dari mbak. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete
  22. Mbk, kalo untuk daerah Lahore bagaimana?
    Soalnya Ada rencana menikah ni, tapi masih bingung juga sih...
    Barangkali sedikit penjelasan biar bisa mencerahkan rencana2 ini...
    Maaf Dan terima kasih mbk....

    ReplyDelete
    Replies
    1. di indonesia dilarang orang pakistan karena akan membawa kehancuran bangsa ne,kalau sampai banyak ksaus perkawinan antar negara,pasti lama lama negara ne dihuni bangsa asing,.disana juga terkenal teroris bisa mengancam bangsa ne,dan secara tidak langsung telah merendahkan kaum laki laki lokal..tolong kalau menikah jangan sampai dibawa keindo mbak,ne sangat merendahkan kaum laki laki indo,,terimakasih..

      Delete
  23. Mbk, kalo untuk daerah Lahore bagaimana?
    Soalnya Ada rencana menikah ni, tapi masih bingung juga sih...
    Barangkali sedikit penjelasan biar bisa mencerahkan rencana2 ini...
    Maaf Dan terima kasih mbk....

    ReplyDelete
  24. Sepertinya sy tidak akan kuat jika menikah dengan pakistani 😀

    ReplyDelete
  25. Mba, kita ada group International whatsapp, fungsinya untuk mengedukasi perempuan non Indonesia yang mau menikah dg Pakistani.

    Apa mba bersedia juga untuk bergabung di group dan berbagi pengalaman tinggal di Pakistan dengan mereka?

    Di dalam group juga sudah ada beberapa anggota yg menikah dg Pakistani dr berbagai negara, tp alangkah baiknya kalau jumlah Anggota yang pernah menikah dg Pakistani dan tinggal di Pakistan bisa bertambah. Jd makin banyak informasinya.

    Jika bersedia, mohon email ke saya hniecalista@gmail.com

    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. di indonesia dilarang orang pakistan karena akan membawa kehancuran bangsa ne,kalau sampai banyak ksaus perkawinan antar negara,pasti lama lama negara ne dihuni bangsa asing,.disana juga terkenal teroris bisa mengancam bangsa ne,dan secara tidak langsung telah merendahkan kaum laki laki lokal..tolong kalau menikah jangan sampai dibawa keindo mbak,ne sangat merendahkan kaum laki laki indo,,terimakasih..

      Delete
  26. Bagi pembaca blog yang mau tahu lebih detail lagi seputar budaya ASLI Pakistan bisa cek di website ini dalam bahasa Inggris.

    www.marryingpakistani.wixsite.com/marryingpakistani

    ReplyDelete
  27. sperti kekurangan pria indo aja mbak..parah sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    2. Kok kayaknya mas nya takut tersaingi sekali, ya? Setiap denger komen ada yg dekat dg pria pakistan langsung panas. Pacarnya pernah direbut orang pakistan, mas?

      Delete
  28. Assapamualaikum. Mbak saya mau nanya nih, klaw kehidupan Pakistan di daerah Islamabad gmn yah mbak ? Alnya saya lagi deket sama pakistani asal islamabad, bru knl 2 tahun shi tpi hub kami udh mau serius .. Takutnya nnti klaw udh nikah bajak hidup tertekan seperti crta embaknya .

    ReplyDelete
  29. Assalamualaikum mba Deffi, sya lg menjalin hubungan dg pria dr karachi,,dia bkerja d london, dia berniat menikahi sy, stlh baca blog mba,, sy jd ragu dan takut. Apa yg hrus sy lakukan,, apakh sy hentikan sja hubungan ini ato bgmn?? Boleh sy mnt contact wa mba deffie. Terima ksh

    ReplyDelete
  30. Kita mah harus lebih pinter dari mereka. Pengalamanku aku kenal sama orang pakistan di cyberspace ... awalnya rayuan gombalnya maut bingit ... tapi aku ladenin dengan rayuan gombal jauh lebih maut ... aku kuasai obrolan ... aku buat rangkaian kata yang indah tapi berhasil merasuk ke jiwa dan alam bawah sadarnya ... tapi ini bukan mistik sori ya ga level tapi hanya keahlian mengolah kata ... akhirnya malah dia yang aku manfaatin ... sehari aja aku ga say hallo udah buat dia kelabrakan ... kalau aku marah dia bakalan bekerja keras untuk baik2in aku ... udah gitu aku minta apa dia kasih ... beri aja perhatian dan sisipkan dalam setiap obrolan ... hmmm hati cowok mana sih ga klepek2 diberi perhatian ... tapi kita jangan melibatkan hati kita ... sorry ya emang lo siapa gue kasih hati gue!!!

    ReplyDelete
  31. Yang mau sharing pengalaman tentang pria Pakistan bisa wa ya 081225260191

    ReplyDelete